Pos oleh :

Admin

-

Serunya Kunjungan Industri 2018 : Padepokan Sutra Dayang Sumbi

Kunjungan terakhir kami pada tanggal 25 Januari 2018 di Wisata Ilmu Sutera Bandung Padepokan Dayang Sumbi yang beralamatkan di Jl. Arcamanik Sindanglaya Km. 4, Kp. Pamoyanan, Ds. Mekarmanik, Kec. Cimenyan, Bandung-Timur. Kami harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dikarenakan jalur menuju lokasi tidak dapat dilalui dengan kendaraan umum. Setibanya di lokasi, kami diarahkan ke dalam ruangan diskusi dan dipaparkan mengenai materi budidaya ulat sutera oleh petugas terkait.

Ulat sutera terdiri dari 2 jenis yakni Ulat Sutera Liar (hidup bebas di beberapa jenis pohon) dan Ulat Sutera Bombyx Mori (dipelihara manusia). Beberapa contoh ulat sutera liar Philosamia ricini Hutt (daun jarak), Anthearia pernyi Guerin (daun Quercus sp.), Anthereae yamamai Guerin ( daun Alianthus sp.), Antheraea mylitta Drury (daun ketapang, meranti, dan bungur). Daun murbei (Morus sp.) sendiri ditemukan di Cina 3000 tahun SM. Bombyx merupakan serangga penghasil serat yang termasuk dalam famili Bombycidae. Mori berasal dari Morus (Murbei).

Ulat Sutera (Bombyx Mori)

Sistematika

Phyllum : Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Bombycidae

Genus : Bombyx

Species : Bombyx mori L

 

Siklus hidup ulat sutera termasuk ke dalam metamorfosis sempurna dengan tahapan :

  1. Kupu-kupu betina bertelur (ukuran telur sekitar 0,4 cm).
  2. 10-12 hari telur menetas menjadi ulat kecil dengan panjang sekitar 3 mm.
  3. Selama 3 hari ulat makan daun murbei, kemudian tidur serta berganti kulit. Selama masa hidupnya ulat mengalami 4 kali ganti kulit dan 5 periode makan (instar).
  4. Setelah mencapai instar 5, ulat akan berhenti makan dan mulai membuat kepompong (kokon) selama 2-3 hari.
  5. Bermetamorfosis menjadi kupu-kupu selama 11 hari.

Pembentukan Serat Sutera

Serat sutera dihasilkan oleh sepasang kelenjar sutera (Silk Gland). Serat sutera merupakan serat double yang terdiri dari Fibroin dan Serisin.

  • Bagian depan

Saluran pengeluaran kelenjar yang terbuka pada ujungnya tepat di mulut larva.

  • Bagian tengah

Zat warna yang terbentuk bersama-sama Serisin sebagai perekat yang meliputi sekitar 25% dari berat serat yang mudah larut dalam air panas.

  • Bagian belakang

Menghasilkan Fibroin sebagai sutera cair yang meliputi 75% bagian dari berat dan tidak larut dalam air panas.

Benang Sutera

Berasal dari beberapa serat yang di reeling menjadi satu. Serat sutera tahan temperatur hingga 110˚C, pada temperatur 130˚C benang sutera mulai terbakar. Benang sutera mempunyai kelembaban 10%-30% dan dapat pula menyerap gas ketika telah dikeringkan.

Serunya Kunjungan Industri 2018 : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor

Pada tanggal 24 Januari 2018, kunjungan dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor. Sesampainya disana, kami diarahkan menuju ruang seminar dan diskusi dan sedikit diberi gambaran mengenai produk litbang unggulan berupa :

  1. Teknologi arang kayu dan arang kompos bioaktif.
  2. Teknologi produksi asap cair
  3. Teknologi pembuatan arang dan asap cair pada pabrik pengolahan sawit (IPTEK pemanfaatan batang sawit)
  4. Teknologi pengolahan bioetanol dari aren
  5. Model desa mandiri berbasis aren dengan tujuan untuk memanfaatkan potensi aren, memberikan nilai tambah, alternatif peningkatan pendapatan, dan membangun percontohan pemanfaatan aren.
  6. Perhitungan faktor eksploitasi
  7. IPTEK pengolahan HHBK (jernang, nipah, jamur kyu, kapur, dsb)
  8. IPTEK dan inovasi pengolahan kayu dan limbah kayu (atlas kayu, teknik pengeringan tenaga surya, teknik pengawetan, teknik pembuatan kayu lamina).
  9. IPTEK dan inovasi bioenergi
  10. IPTEK dan inovasi pemanenan hasil hutan.

Kemudian, untuk kelompok peneliti mengenai pemanfaatan hasil hutan dibedakan menjadi beberapa lab diantaranya :

  1. Lab Produk Majemuk (Laminasi, Perekatan kayu)
  2. Lab Fisika dan Mekanika
  3. Lab Pengerjaan
  4. Lab Pengeringan dan Pengawetan

Setelah itu, kami diantar menuju ruang display yang merupakan ruang miniatur hasil-hasil penelitian dan pengolahan hasil hutan kayu maupun non-kayu yang dilakukan oleh pihak puslitbang.

Kemudian kami juga berkesempatan untuk mengunjungi lab pengolahan hasil hutan yakni lab penggergajian, lab pengeringan, lab pengolahan produk laminasi, dan lab energi biomassa. Selain itu, kami juga berkesempatan untuk mengunjungi Xylarium yang merupakan tempat sampel-sampel kayu yang telah teridentifikasi sejak zaman Belanda

 

Serunya Kunjungan Industri 2018 : Pabrik Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA)

Kunjungan dilanjutkan di hari kedua, pada tanggal 23 Januari 2018 di pabrik Yamaha Music Manufacturing Asia (YMMA). Dalam kunjungan ini kami diantar ke dalam ruangan seminar dan diskusi dimana pada tahap awal disuguhkan mengenai gambaran profil perusahaan kemudian dilanjutkan dengan berkeliling pabrik untuk melihat proses produksi secara langsung.

Pada tahap pengenalan perusahaan, dibahas mengenai beberapa hal diantaranya produk yang dihasilkan oleh pabrik ini adalah alat musik elektrik (piano, drum, gitar) dan mixer. Pabrik Yamaha tersebar di 5 kota yakni 2 di Pulo Gadung, 2 di Pasuruan, dan 1 di Bekasi. Kemudian pendiri Yamaha adalah Bapak Yamaha Torakusu pada Perang Dunia II yang berawal dari hobi memperbaiki organ kemudian berkembang menjadi pabrik alat musik di Jepang dan hingga saat ini telah melebarkan sayap ke beberapa negara termasuk Indonesia. Dijelaskan pula mengenai perbedaan dasar lambang Yamaha Music dan Yamaha Motor berupa perbedaan warna dimana yamaha music berwarna ungu sedangkan yamaha motor berwarna merah. Kemudian lambang pada yamaha music berupa garpu tala dimana semua ujungnya berada di dalam lingkaran dan huruf M pada tulisan YAMAHA sedikit menggantung.

 

Pabrik ini memiliki areal seluas 12 ha dengan 4000 karyawan yang dibagi menjadi 3 shift. Alasan YMMA memiliki kualitas unggul karena didukung dengan SDM yang memadai (profesional dan terampil) kemudian proses produksi secara internal. Terdapat pula penerapan budaya “Kai Zen” untuk membuat produk menjadi lebih baik, efisien, cepat, dan efektif. Mencakup proses memperbaharui, memodifikasi (cara menjadi lebih mudah dan cepat), sehingga dapat menaikkan keuntungan dan meminimalkan cost/biaya produksi yang diwujudkan dalam bentuk :

  1. Ketepatan waktu
  2. Melakukan senam pagi dan apel pagi
  3. Istirahat tepat waktu
  4. Menjaga kebersihan
  5. Evaluasi oleh manager setiap minggu
  6. Program pelatihan pabrik internal dan eksternal

 

Terkait dengan bidang kehutanan yakni mengenai bahan baku kayu dalam bentuk MDF yang berasal dari New Zealand belum banyak menggunakan produk MDF lokal karena dari segi serat akan lebih menyebabkan /menimbulkan debu yang mengganggu dalam proses finishing. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu karet, pada awalnya menggunakan kayu nyatoh dari hutan alam kemudian karena tersendat bahan baku untuk menjaga kestabilan dan isu lingkungan digunakanlah kayu karet. Untuk membuat produk piano elektrik menggunakan jenis kayu dengan serat panjang untuk aspek keindahan (visual).

Pada proses keliling pabrik, kami tidak diperkenankan untuk mengambil gambar, video, atau dokumentasi dalam bentuk apapun untuk menjaga rahasia perusahaan dan kami tidak diperkenankan pula untuk melakukan komunikasi dengan pekerja pabrik yang sedang melakukan proses pengerjaan produk. Kami hanya melihat bagaimana satu per satu elemen produk dirakit menjadi komponen kemudian menjadi satu unit produk yang utuh dengan penjelasan tambahan dari petugas yang mendampingi. Kami juga melihat betapa disiplinnya pekerja pabrik yang senantiasa memanfaatkan waktu sebaik mungkin dan pada saat waktu istirahat mereka benar-benar mempergunakannya sebagaimana mestinya sesuai dengan jadwal pengaturan yang telah disediakan berupa penanda (alarm). Pada saat berkeliling kami juga berkesempatan untuk melihat proses quality control yang dilakukan oleh pabrik dimana setiap kontroller melakukan cross check dengan mengambil beberapa sampel untuk diuji apakah sesuai dengan tool yang telah disediakan. Kami juga melihat bahwa sebagian besar pekerja adalah wanita dan memang dibenarkan oleh manager setempat bahwasanya alasan perekrutan terhadap wanita karena mereka memiliki tingkat ketelitian yang tinggi, rajin, dan cenderung patuh terhadap aturan/peraturan yang berlaku.

Serunya Kunjungan Industri 2018 : Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin, Pemalang

Kunjungan industri merupakan program kerja dari mahasiswa himpunan teknologi hasil hutan (FORESTECH), Fakultas Kehutanan UGM yang rutin diadakan setiap tahunnya untuk menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai industri-industri hasil hutan baik hulu maupun hilir untuk memantapkan pemahaman materi di kelas sekaligus sebagai sarana untuk mengenal dunia kerja. Kunjungan ini berlangsung selama 5 hari dimulai pada tanggal 22 Januari dan berakhir pada tanggal 26 Januari 2018 dengan jumlah mahasiswa 30 orang dan dosen pembimbing 2 orang. Industri yang dikunjungi meliputi industri hasil hutan kayu dan non kayu.

Perjalanan dimulai pada tanggal 22 Januari 2018 menuju Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang dengan estimasi waktu perjalanan 6-7 jam. Setibanya di pabrik, kami ditempatkan dalam sebuah ruangan diskusi dan didalamnya disampaikan materi mengenai serba-serbi pabrik mulai dari alasan pendirian pabrik, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, proses produksi, dsb. Berikut sekilas mengenai materi yang disampaikan dalam diskusi tersebut :

Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin didirikan di daerah Pemalang dengan alasan kemudahan akses jalan kontainer, berdekatan dengan pelabuhan, kemudahan akses bahan baku dan penunjang, kepadatan penduduk yang rendah, dan ketersediaan utilitas. Permasalahan awal yang dihadapi oleh pabrik adalah mengenai pasokan bahan baku getah dengan target 24.500 ton/tahun namun baru dapat terpenuhi sekitar 5.000 ton/tahun. Untuk kapasitas produksi dari hasil pengolahan getah berupa gondorukem sejumlah 17.100 ton/ha dan terpentin sejumlah 3.400 ton/ha. Dalam operasional nya, pabrik ini dibawahi oleh 3 manager yakni Production manager, R&D Manager, dan General &  Adminstration Manager.

Pabrik ini terdiri dari 4 plan/unit pengolahan dimana setiap plan mengolah bahan baku yang berbeda-beda dan nantinya akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Pada pabrik 1 atau plan 1 bahan baku berupa getah pinus, plan 2 berupa terpentin, plan 3 berupa gum rosin/gondorukem, dan plan 4 berupa α-Pinene. Untuk proses produksinya, pada pabrik 1 dilakukan proses melting atau pelelehan getah pinus dengan bantuan panas kemudian dilanjutkan dengan proses scrubbing dan pemasakan menghasilkan gum resin (gondorukem) dan terpentin. Kemudian pada pabrik 2 dengan bahan baku terpentin hasil pengolahan dari plan 1 dilakukan proses distilasi menghasilkan α-Pinene, β-Pinene, β-Limonen, β-Carene. Proses distilasi ini berlangsung dengan menerapkan prinsip perbedaan titik didih. Pada pabrik 3 dengan bahan baku gondorukem diolah lebih lanjut melalui proses reaksi esterifikasi kemudian flacking menghasilkan Glycerol dan Rosin Ester. Dan di pabrik 4 dengan bahan baku berupa α-Pinene yang merupakan salah satu hasil dari pengolahan terpentin diproses lebih lanjut dengan reaksi hidrasi kemudian filtrasi terpin hidrat serta reaksi dehidrasi dan distilasi menghasilkan α-terpineol dan cineol.

Setelah dilakukan proses diskusi, kami diajak untuk berkeliling pabrik melihat setiap plan atau unit pengolahan, gudang untuk menyimpan bahan baku, serta produk-produk olahan getah berupa gondorukem yang telah dimasukkan ke dalam drum-drum dan dipilah berdasarkan kualitasnya. Pada saat kunjungan, pabrik dalam kondisi tidak berproduksi sehingga kami hanya melihat sekaligus diberi penjelasan lebih lanjut oleh petugas terkait.

Melihat Usaha Penyulingan Minyak Atsiri Kulon Progo

20171125_083300Pagi itu, setelah dilepas oleh Bpk Ganis selaku kepala departemen teknologi hasil hutan, kami berangkat menuju usaha minyak nilam yang berada di kabupaten kulon progo, Yogyakarta. Cuaca yang sedikit mendung dan gerimis menambah semangat dalam perjalanan kami. Sesampainya disana kami disambut oleh istri dari Pak bambang, pemilik usaha penyulingan minyak nilam. Menunggu pak bambang pulang, kami disuguhi cemilan tradisional dan teh hangat, cocok sekali dengan cuaca hari itu.

Tidak lama pak bambang pun datang, membawa satu pick up daun cengkeh kering. Kemudian beliau mulai berbagi pengetahuan mengenai usaha penyulingan minyak atsiri dari berbagai bahan yang telah beliau geluti sejak tahun 1989. Masa muda beliau dihabiskan dengan berkeliling daerah – daerah di Indonesia. Sampailah beliau mengunjungi daerah banyumas dan terinspirasi membuka usaha penyulingan seperti yang beliau lihat di daerah itu. Dengan dibantu oleh pengusaha penyulingan dari daerah banyumas itu, beliau mulai membuka usaha penyulingan dan menjadi yang pertama di kulon progo.

Beliau tidak hanya sukses menjadi pengusaha penyulingan minyak atsiri, namun juga berhasil menggerakan ekonomi petani sekitar dan juga memberdayakannya. Usaha ini membeli daun – daun dan juga bahan baku dari para petani sekitar. Daun cengkeh dari para petani dibeli dengan harga Rp 2500/Kg, dan daun nilam (beserta ranting) berharga Rp 1500/Kg untuk daun basah dan Rp 8000/Kg untuk daun kering.

Proses penyulingan pada usaha pak bambang ini dilakukan dengan metode penyulingan dengan uap air dimana katel perebusannya terpisah dari katel pemasak. katel pemasak milik beliau dimodifikasi dengan penambahan jalur api sehingga pemasakan air menjadi lebih cepat. Selain itu pipa penyaluran hasil penyulingan juga dimodifikasi bahannya dari besi ke alumunium karena mengalami masalah dengan kejernihan minyak hasil sulingan. Begitulah sosok pak bambang yang inovatif dan solutif dalam menangani masalah yang dihadapinya. Learning by doing.

118734Rata – rata minyak atsiri memiliki rendemen ±2-2,5%. Proses penyulingan minyak cengkeh, nilam, atau minyak atsiri lain sama prinsipnya menurut beliau. Kapasitas katel pemasak untuk daun cengkeh sebesar 800 kg dan 400 kg untuk daun nilam. Harga minyak daun cengkeh dijual dengan harga Rp 450.000 – 500.000/Kg. sedangkan minyak nilam seharga Rp 600.000/Kg atau lebih.

Menurut beliau, usaha minyak atsiri sangat menjanjikan dan kebutuhannya didunia sangat banyak. Beliau mengajak untuk berwirausaha minyak atsiri karena kebutuhan dunia yang sangat banyak itu hanya dapat dipenuhi oleh negara tropis dan negara kita memiliki kesempatan besar untuk dapat melakukannya. Selain itu, dengan berwirausaha minyak atsiri dapat memberdayakan dan menggerakan ekonomi petani sekitar, dan itu merupakan perbuatan yang sangat baik.

118726

Tertarik memulai usaha penyulingan minyak nilam ? pak bambang siap membantu dimanapun posisi teman – teman berada !

Untuk cp bapak bambang dapat menghubungi pengurus forestech 17/18

 

Semangat Berwirausaha Mahasiswa THH

thh jualan dies

 

September lalu, ada satu event yang tentunya menjadi perhatian warga Rimba Raya Fakultas Kehutanan UGM. Ya, Dies Natalis ke – 54 Fakultas Kehutanan yang dilaksanakan di Kampus Fakultas Kehutanan UGM. Acara Dies tahun ini cukup meriah, terlihat mahasiswa dan alumni Fakultas Kehutanan serta para staff dan dosen berbaur menjadi satu dalam kebersamaan acara.

Dalam acara ini, Forestech ikut andil dalam meramaikan acara. Lewat departemen Kewirausahaan , teman teman mahasiswa bersama sama membuka stand yang menjual pernak – pernik khas dari UGM dan Kehutanan. Pernak – pernik seperti gantungan kunci, mug, stiker, dan patung pun di pajang di stand mahasiswa Teknologi Hasil Hutan.

Tampak beberapa alumni, dan dosen pun tertarik dan membeli pernak – pernik tersebut. Sesekali percakapan tentang masa lalu saat kuliah juga terjadi dikala kebersamaan ini terjalin. Apresiasi yang ditunjukan teman – teman THH pun tak kalah besar. Walaupun dilanda huja, teman-teman tetap datang dan meramaikan stand Forestech. Semangat untuk berwirausaha, dan bergabung dalam kebersamaan dapat mengalahkan cuaca yang tidak bersahabat.

Lewat kegiatan ini, diharapkan akan muncul bibit -bibit kewirausahaan diantara diri mahasiswa THH sendiri. Semangat untuk berkarya, kreativitas, dan inovasi diharap dapat berkembang sehingga nantinya akan menjadi bekal di masa depan. Acara Dies ke – 54 Fakultas Kehutanan ditutup dengan lantunan musik dangdut yang menyatukan dosen dan mahasiswa serta tamu undangan di depan panggung dalam kebersamaan berjoget bersama, menjadi satu, satu korsa, satu kehutanan.

Keseruan Technobreak 2017

Pada Jum’at 13 Oktober 2017 kemarin telah terlaksana salah satu kegiatan Forestech kabinet Edelweiss, yaitu Technobreak. Technobreak sendiri merupakan acara perkenalan kepengurusan forestech yang baru kepada para dosen dan kakak tingkat. Selain perkenalan kepengurusan, technobreak juga menjadi ajang perkenalan bagi para mahasiswa THH kepada dosen – dosen THH sekaligus pengenalan lab yang berada dibawah departemen THH.

Dalam acara ini, selain dilakukan nya perkenalan departemen juga dilakukan pula pengenalan lab dan dosen pengampunya oleh Departemen. Dibalut dengan suasana santai, perkenalan dan diskusi pun berjalan lancar dan kondusif. Suasana silaturahmi yang terjalin antara pihak Departemen dan Mahasiswa pun sangat terasa, gelak tawa pun sesekali mengiringi diskusi dalam acara Technobreak kali ini.

Harapannya, dengan adanya acara ini, mahasiswa dapat lebih memahami lab apa saja yang ada di departemen THH dan siapa saja dosen yang mengampunya. Wawasan akan jurusan yang diambil juga perlu dipahami lebih dalam agar mahasiswa dapat merancang rencana selanjutnya setelah diadakannya acara ini.

IMG_2647IMG_2650

Acara ditutup dengan sesi foto bersama Dosen dan Mahasiswa yang hadir dalam acara ini. Tak mau kalah dengan mahasiswanya, para Dosen pun menyarankan gaya yang unik dan tidak biasa. Suasana pun berakhir dengan sangat hangat dan ikatan antara Dosen dan Mahasiswa THH khususnya angkatan baru pun menjadi semakin dekat.

Akhir Kata, FORESTECH! Merekat Erat Bersama THH 🙂

*Dokumentasi Lain dapat Dilihat di Link : https://drive.google.com/open?id=0B_3Zopz6jFx3MVY5dmVMNzZKbUU

 

 

Launching HMM Fakultas Kehutanan UGM

DSC05812

DSC05813

15 september lalu telah dilaksanakan Launching Himpunan Mahasiswa Minat kepada KM FKT. Pada launching ini Forestech ikut mengisi bersama ke-3 HMM  lain dan turut serta dalam pemaparan program kerja serta arah Himpunan dalam 1 kepengurusan ke depan.

DSC05806

Acara ini diharapkan dapat mengenalkan pengurus Himpunan baru kepada KM FKT serta agar KM FKT mengetahui program kerja dari ke – 4 Himpunan yang ada.

DSC05836

Eco-Industrial Visit (E-IT) 2015: Be An Entrepreneur with L.O.V.E. (Bagian 2)

PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia

            Kunjungan ketiga dilakukan di PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia. PT. YMMI merupakan salah satu perusahaan pembuat alat musik berbahan dasar kayu yang didirikan pada Februari 1998 dan merupakan salah satu perusahaan yang menyuplai gitar dengan harga yang ekonomis, tetapi memiliki kualitas yang tinggi. Dalam setaun, PT. YMMI dapat memproduksi 800.000 unit gitar.

PT.YMMI memiliki bebrapa aktivitas yang merupakan cirri khas dari perusahaan tersebut. Aktivitas yang ada di PT. YMMI, antara lain, 5S Activity yaitu  seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke yang dalam bahasa Indonesia berarti ringkas, rapih, resik, rajin dan rawat. Kelima aktivitas tersebut bertujuan untuk mencegah pemborosan dan bekerja secara lebih efektif. Yamaha Productive Management di tekankan untuk mengefektifkan bahan baku kayu dan meminimalkan limbah kayu yang dihasilkan. Kaizen yang merupakan perbaikan atau usulan (inovasi) dari karyawan, training dan Skill Up serta aktivitas yang lain.

PT YMMI selau berusaha untuk mengembangkan kemampuan pekerja dengan training dan testing. Ada program testing multi kemampuan dimana beberapa orang dilatih dan dites untuk bisa bekerja di setiap proses pembuatan. Selain itu PT. YMMI menerapkan prinsip tentang quality, environment, healt and safety.

Bahan baku kayu yang digunkan untuk membuat gitar berasal dari Indonesia (lokal) dan dari luar negeri (import). Kayu dari Indonesia yang digunakan antara lain Nyatoh, Sonokeling, Mahoni, Pinus, Jabon Merah dan plywood. Sedangkan kayu import yang digunakan adalah kayu alder, maple dan cyprus.

_DSC0344

 

Pusat Perlebahan Nasional

            Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) merupakan suatu bagian dari Perum Perhutani yang memproduksi madu. dari areal pengolahan di kebun perlebahan Parung Panjang Bogor, Regaloh, dan lokasi lainnya di hutan Jawa Tengah. Produksi madu ditujukan untuk konsumen langsung, maupun untuk industri dan sebagian lainnya diolah menjadi air minum madu dalam kemasan.

Lebah yang diternakan antara lain Apis cerana dan Apis mellifera. Sistem ternak lebah yang diterapkan Perhutani adalah sistem tidak menetap (berpindah). Lebah digembalakan secara berpindah-pindah mengikuti musim pembungaan tanaman. Jenis tanaman yan biasa digunakan sebagai pakan lebah adalah kelengkeng, multiflora, dan bunga liar. Pemindahan lebah dilakukan pada malam hari.

Keunutngan pembudidayaan lebah madu antara lain, hasil perlebahan berupa madu, pollen, dan royal jelly, merupakan bahan makanan bernilai gizi tinggi dan ekonomi tinggi. Hasil perlebahan lainnya berupa propolis dan lilin merupakan bahan kosmetik yang bernilai  ekonomi tinggi. Lalu, lebah madu adalah jenis serangga yang membantu penyerbukan tanaman yang dapat meningkat hasil pertanian.

Produk yang dihasilkan, selain madu dalam kemasan ada juga sabun baik acair maupun sabun batangan. Untuk madu dalam kemasan pun, memiliki banyak varian rasa, diantaranya kelengkeng, multiflora, dan bunga liar.

_DSC0532

 

 

PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper  yang berlokasi di Jl. Raya Serpong No. 8 merupakan industri yang didatangi pada Kunjungan Industri 2015 sebelum berkunjung ke Sumatera. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan kertas warna. PT. Indah Kiat Pulp & Paper didirikan oleh Mr. Soetopa Jananto pada tahun 1976. Lalu pada tahun 1986 menjadi Sinarmas Acquiret. Kemudian di tahun 1998 mulai memproduksi kertas berwarna. Pada tahun 2008 secara keseluruhan kegiatan produksi 100% difokuskan pada pembuatan kertas warna dan sudah tidak memproduksi kertas putih lagi.

Produk yang dihasilkan PT. Indah Kiat & Pulp berupa Sinar Tech, Sinar Spectra, Sinarcolour, Paperline, Amplop, Loose Leaf, Cube Memo, Twisted Memo, dan Kokoro. PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki 3 pabrik, yang berlokasi di Sumatera (1 pabrik) dan Jawa (2 pabrik), yaitu di Serang dan Tangerang. Pabrik yang berlokasi di Sumatera memproduksi kertas. PT. Indah Kiat Pulp & Paper juga memiliki hutan buatan berlokasi di Sumatera yang digunakan sebagai sumber bahan baku produksi pulp dan paper. PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki 1.200 karyawan.

PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki Sertiifikat ISO dan beberapa sertifikasi dari beberapa instansi yang bergerak dibidangnya. Sertifikat yang telah didapat oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. adalah:

1.      ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan

2.      ISO9001 tentang Standard Manejemen Mutu (Kualitas)

3.      ISO18001 (OHSAS) tentang Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

4.      Halal Certification

5.      ISO 26000 tentang Social Responsibility

6.      ISO50001 tentang Sistem Manajemen Energi

7.      CoC- PEFC tentang Lacak Balak

_DSC0672

 

Taman Nasional WayKambas

Pada kegiatan Kunjungan Industri 2015 dengan tema Eco- Industrial Visit, salah satu tempat yang dikunjungi ialah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur.  Tujuan kami mengunjungi Taman Nasional Was Kambas yang terkenal dengan pusat konservasi gajah adalah untuk melihat kawasan konservasi disana. Selain itu, rekan-rekan rimbawan yang mengikuti acara Eco- Industrial Visit diharapkan dapat mengungkap potensi hasil hutan bukan kayu di Taman Nasional Way Kambas.

Taman Nasional Way Kambas memiliki mitra LSM NGO yang mana dapat membantu dalam perkembangan dan pengelolaan Taman Nasional Way Kambas diantaranya LSM KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia) , YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam) , TFCA (Tropical Forest Conservastion Action Sumatera). Desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ini sedang berkembang menjadi kawasan ekowisata berbasis desa melalui pendampingan dari LSM YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam) , mitra program KEHATI, dan TFCA.

Eco- Industrial Visit menjadi wadah bagi teman-teman rimbawan bulaksumur untuk mendapatkan informasi mengenai bidang dunia kehutanan. Perjalanan yang ditempuh selama satu minggu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan. Tidak hanya kunjungan pabrik industri, seorang rimbawan sejatinya wajib mengetahui pengetahuan-pengetahuan tentang dunia kerja di bidang kehutanan seperti bidang pengelolaan dan kawasan konservasi.

Selama satu hari (27 Agustus 2015), peserta Eco- Industrial Visit melakukan perjalanan ke Taman Nasional Way Kambas. Hutan konservasi seluas lebih dari 125.000 hektare ini memiliki jumlah ekosistem yang besar mulai dari hutan mangrove, rawa, dataran rendah, hingga hutan tanah kering. Di dalamnya juga tersimpan banyak potensi flora dan fauna. Salah satunya adalah Pusat Konservasi Gajah yang menjadi satu-satunya tempat konservasi gajah di Sumatera dan ada juga pengembangan suaka rhino sumatera di Taman Nasional Way Kambas merupakan penangkaran Badak Sumatera.

Ekowisata desa merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses konservasi. Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) berkonsentrasi membangun masyarakat untuk dapat ikut merasakan manfaat adanya taman nasional yang berbatasan langsung dengan desa mereka. Pengembangan ekowisata dapat mendorong kontribusi masyarakat untuk sama- sama menjaga kelestarian taman nasional. _DSC0888_DSC0981

 

Eco-Industrial Visit (E-IT) 2015: Be An Entrepreneur with L.O.V.E. (Bagian 1)

 

Kunjungan Industri Besar, atau bisa disebut Kaisar, merupakan kegiatan annual yang selalu dilakukan oleh Forestech secara rutin. Pada kepengurusan ini, Kaisar 2015 diadakan dari tranggal 23 sampai 29 Agustus 2015, di beberapa industri besar di Jakarta dan Jawa Barat dan berakhir di tanah Sumatera, tepatnya di Lampung. Dengan bertajuk Eco-Industrial Visit (E-IT) 2015, kunjungan ini mengusung tema be an entrepreneur with L.O.V.E., di mana L.O.V.E. di sini merupakan akronim dari learning, observation, vocation dan experience. Hal ini berkaitan dengan keinginan kami untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship yang mumpuni untuk  mahasiswa Teknologi Hasil Hutan dan mahasiswa secara umum agar mampu berkompetisi di dunia kerja nanti.

PT. Indo Creative Mebel

PT. Indo Creative Mebel  yang berlokasi di Jl. Kruing III No. 5B – 5C, Kawasan Industri Delta Silicon Block L-8, Lippo Cikarang, Bekasi 7530, Jawa Barat merupakan tempat pertama yang didatangi pada Kunjungan Industri 2015 ini. Perusahaan ini yang bergerak dalam bidang industri mebel bekerja sama dengan salah satu brand ternama di Asia, yaitu Cellini.

Cellini didirikan oleh Mr. Tan Cheng Whatt seorang lulusan metalurgi pada tahun 1986. Hingga saat ini industri yang sudah berumur 28 tahun telah memiliki 57 store di Asia, yang tersebar Singapura (5 stores), Indonesia (10 stores + 12 franchise), Malaysia (7 stores + 5 franchise), Taiwan (21 stores) .

PT. ICM merupakan salah satu industri yang mengaplikasikan sistem vertically integrated. Disebut vertical intergrated karena semua komponen yang digunakan untuk memproduksi mebel dibuat sendiri di pabrik tersebut yang terbagi ke dalam 5 divisi produksi, yaitu divisi kayu solid, divisi metal, divisi paneling dan divisi upholstery. Namun untuk produk berbahan papan partikel, bahan masih di import dari Thailand dan perusahaan lain di Indonesia.

Kelebihan PT. ICM dari perusahaan lain adalah terdapat sand casting foundry, yang mana belum ada perusahaan lain yang menciptakan design dari alumunium murni. Cellini mengolah metal (meleburkan logam) dari awal pembuatan, sehingga bisa berkreasi sendiri._DSC0149

 

 

Museum Kehutanan Manggala Wanabakti

            Museum ini terletak di dalam kompleks Kementrian Kehutanan, yang terletak di samping kompleks Gedung MPR/DPR. Museum ini memiliki sebanyak 883 artefak. Yang dipamerkan di dalam dan di luar gedung berjumlah 529. Di dalam museum dapat ditemukan koleksi berupa berbagai jenis kayu yang dapat ditemukan di hutan- hutan Indonesia, seperti kayu jati, kayu meranti, dan lain- lain. Selain koleksi kayu, terdapat juga koleksi foto- foto beserta penjelasan mengenai berbagai jenis dan tipe hutan yang ada di Indonesia.

Museum Kehutanan merupakan satu- satunya museum kehutanan yang berada di Provinsi DKI Jakarta. Berdiri atas harapan rimbawan akan adanya pusat iformasi dan dokumentasi kehutanan, yang merekam sejarah perjalanan kehutanan bangsa Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kehutanan. Museum ini diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1983 oleh Presiden RI yang kedua, yakni Bapak Soeharto.

Dalam kunjungan ke Museum Kehutanan, diadakan diskusi dengan Bapak Murdiyono selaku sekjen PDAS HL mengenai penanganan banjir di Jakarta. Menurut Bapak Murdiyono, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan Jakarta masih mengalami banjir, antara lain:

1.      Pola DAS yang memanjang

2.      Kurangnya daerah resapan air

3.      Perangkat masyarakat seperti RT/ RW yang tidak dipatuhi

4.      Alih fungsi sungai menjadi pemukiman warga

Salah satu program yang pernah dilakukan di beberapa daerah adalah dengan membuat pipa resapan. Namun tidak sepenuhnya berhasil mengingat kondisi bawah tanah Jakarta yang memang dangkal.

Kemenhut juga mengadakan program untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan. Program tersebut merupakan Program Sosial dan Kemitraan Lingkungan, yang mana kemenhut membangun hutan kemasyarakatan dengan tujuan agar hutan tersebut dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat agar tidak memanfaatkan hutan secara illegal dan justru menganggap hutan sebagai sumber hidupnnya.

Museum Kehutanan juga melakukan kegiatan rehabilitasi dengan cara mengkonservasi tanah dan air melalui sistem vegetasi yaitu pengunaaan tumbuhan sebagai alat dalam mengelola keseimbangan tanah dan air. Maksudnya menggunakan akar-akar tanaman untuk meningkatkan kepadatan tanah.

_DSC0255

 

_DSC0225

 

 

Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu

            Di tempat penginapan kami di Bogor, kami kedatangan tamu istimewa, yakni Bapak Hendy Saputra yang merupakan alumni dari Teknologi Hasil Hutan. Beliau menjadi pembicara untuk diskusi materi mengenai SVLK di Indonesia.

SVLK dimulai sejak tahun 2003, tetapi ditetapkan tahun 2009 dan mulai digaungkan sejak 2 tahun terakhir (2013). Luas Indonesia adalah 189,31 juta hektar dengan kawasan hutan 63%. Dengan luas yang sangat besar, salah satu ancaman bagi sektor kehutanan Indonesia adalah illegal logging. Kasus illegal logging tertinggi terjadi pada tahun 2006 dengan 1705 kasus. Untuk mencegah hal tersebut, terdapa 2 pendekatan, yakni pendekatan kasar denganancaman hukuman; dan pendekatan halus dengan SVLK.

SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) adalah pembinaan dan verifikasi pihak ketiga, selain buyer dan seller. SVLK merupakan sistem yang menjamin kelestarian pengelolaan hutan dan atau legalitas kayu serta ketelusuran kayu melalui Sertifikasi Penilaian PHPL, Sertifikasi LK, Deklarasi Kesesuaian Pemasok (DKP).  DKP bukan sebuah sertifikasi melainkan hanya pernyataan dari pemilih hutan rakyart bahwa kayu yang ditebang adalah kayu yang berasal dari hutan pribadi. Adanya DKP bertujuan untuk mempermudah petani yang ingin menjual kayunya.

DSC_0295

 

DSC_0291