Kunjungan terakhir kami pada tanggal 25 Januari 2018 di Wisata Ilmu Sutera Bandung Padepokan Dayang Sumbi yang beralamatkan di Jl. Arcamanik Sindanglaya Km. 4, Kp. Pamoyanan, Ds. Mekarmanik, Kec. Cimenyan, Bandung-Timur. Kami harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki dikarenakan jalur menuju lokasi tidak dapat dilalui dengan kendaraan umum. Setibanya di lokasi, kami diarahkan ke dalam ruangan diskusi dan dipaparkan mengenai materi budidaya ulat sutera oleh petugas terkait.
Ulat sutera terdiri dari 2 jenis yakni Ulat Sutera Liar (hidup bebas di beberapa jenis pohon) dan Ulat Sutera Bombyx Mori (dipelihara manusia). Beberapa contoh ulat sutera liar Philosamia ricini Hutt (daun jarak), Anthearia pernyi Guerin (daun Quercus sp.), Anthereae yamamai Guerin ( daun Alianthus sp.), Antheraea mylitta Drury (daun ketapang, meranti, dan bungur). Daun murbei (Morus sp.) sendiri ditemukan di Cina 3000 tahun SM. Bombyx merupakan serangga penghasil serat yang termasuk dalam famili Bombycidae. Mori berasal dari Morus (Murbei).
Ulat Sutera (Bombyx Mori)
Sistematika
Phyllum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Bombycidae
Genus : Bombyx
Species : Bombyx mori L
Siklus hidup ulat sutera termasuk ke dalam metamorfosis sempurna dengan tahapan :
- Kupu-kupu betina bertelur (ukuran telur sekitar 0,4 cm).
- 10-12 hari telur menetas menjadi ulat kecil dengan panjang sekitar 3 mm.
- Selama 3 hari ulat makan daun murbei, kemudian tidur serta berganti kulit. Selama masa hidupnya ulat mengalami 4 kali ganti kulit dan 5 periode makan (instar).
- Setelah mencapai instar 5, ulat akan berhenti makan dan mulai membuat kepompong (kokon) selama 2-3 hari.
- Bermetamorfosis menjadi kupu-kupu selama 11 hari.
Pembentukan Serat Sutera
Serat sutera dihasilkan oleh sepasang kelenjar sutera (Silk Gland). Serat sutera merupakan serat double yang terdiri dari Fibroin dan Serisin.
- Bagian depan
Saluran pengeluaran kelenjar yang terbuka pada ujungnya tepat di mulut larva.
- Bagian tengah
Zat warna yang terbentuk bersama-sama Serisin sebagai perekat yang meliputi sekitar 25% dari berat serat yang mudah larut dalam air panas.
- Bagian belakang
Menghasilkan Fibroin sebagai sutera cair yang meliputi 75% bagian dari berat dan tidak larut dalam air panas.
Benang Sutera
Berasal dari beberapa serat yang di reeling menjadi satu. Serat sutera tahan temperatur hingga 110˚C, pada temperatur 130˚C benang sutera mulai terbakar. Benang sutera mempunyai kelembaban 10%-30% dan dapat pula menyerap gas ketika telah dikeringkan.