Pagi itu, setelah dilepas oleh Bpk Ganis selaku kepala departemen teknologi hasil hutan, kami berangkat menuju usaha minyak nilam yang berada di kabupaten kulon progo, Yogyakarta. Cuaca yang sedikit mendung dan gerimis menambah semangat dalam perjalanan kami. Sesampainya disana kami disambut oleh istri dari Pak bambang, pemilik usaha penyulingan minyak nilam. Menunggu pak bambang pulang, kami disuguhi cemilan tradisional dan teh hangat, cocok sekali dengan cuaca hari itu.
Tidak lama pak bambang pun datang, membawa satu pick up daun cengkeh kering. Kemudian beliau mulai berbagi pengetahuan mengenai usaha penyulingan minyak atsiri dari berbagai bahan yang telah beliau geluti sejak tahun 1989. Masa muda beliau dihabiskan dengan berkeliling daerah – daerah di Indonesia. Sampailah beliau mengunjungi daerah banyumas dan terinspirasi membuka usaha penyulingan seperti yang beliau lihat di daerah itu. Dengan dibantu oleh pengusaha penyulingan dari daerah banyumas itu, beliau mulai membuka usaha penyulingan dan menjadi yang pertama di kulon progo.
Beliau tidak hanya sukses menjadi pengusaha penyulingan minyak atsiri, namun juga berhasil menggerakan ekonomi petani sekitar dan juga memberdayakannya. Usaha ini membeli daun – daun dan juga bahan baku dari para petani sekitar. Daun cengkeh dari para petani dibeli dengan harga Rp 2500/Kg, dan daun nilam (beserta ranting) berharga Rp 1500/Kg untuk daun basah dan Rp 8000/Kg untuk daun kering.
Proses penyulingan pada usaha pak bambang ini dilakukan dengan metode penyulingan dengan uap air dimana katel perebusannya terpisah dari katel pemasak. katel pemasak milik beliau dimodifikasi dengan penambahan jalur api sehingga pemasakan air menjadi lebih cepat. Selain itu pipa penyaluran hasil penyulingan juga dimodifikasi bahannya dari besi ke alumunium karena mengalami masalah dengan kejernihan minyak hasil sulingan. Begitulah sosok pak bambang yang inovatif dan solutif dalam menangani masalah yang dihadapinya. Learning by doing.
Rata – rata minyak atsiri memiliki rendemen ±2-2,5%. Proses penyulingan minyak cengkeh, nilam, atau minyak atsiri lain sama prinsipnya menurut beliau. Kapasitas katel pemasak untuk daun cengkeh sebesar 800 kg dan 400 kg untuk daun nilam. Harga minyak daun cengkeh dijual dengan harga Rp 450.000 – 500.000/Kg. sedangkan minyak nilam seharga Rp 600.000/Kg atau lebih.
Menurut beliau, usaha minyak atsiri sangat menjanjikan dan kebutuhannya didunia sangat banyak. Beliau mengajak untuk berwirausaha minyak atsiri karena kebutuhan dunia yang sangat banyak itu hanya dapat dipenuhi oleh negara tropis dan negara kita memiliki kesempatan besar untuk dapat melakukannya. Selain itu, dengan berwirausaha minyak atsiri dapat memberdayakan dan menggerakan ekonomi petani sekitar, dan itu merupakan perbuatan yang sangat baik.
Tertarik memulai usaha penyulingan minyak nilam ? pak bambang siap membantu dimanapun posisi teman – teman berada !
Untuk cp bapak bambang dapat menghubungi pengurus forestech 17/18
Sy punya minyak nilam, tapi bagaimana cr memasarkannya ?? Mhn pencerahan..
Di era yang serba modern ini, banyak teknologi yang dapat digunakan untuk pemasaran produk. Salah satunya adalah media online yang sedang banyak digunakan masyarakat.
Alternatif pemasaran dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi/web online untuk memasarkan produk tersebut, contohnya dengan memasang iklan di b*kalapak, t*kobagus dan sebagainya
Selamat sore. Saya tertarik memulai bisnis minyak astiri. Seperti yang tertulis di artikel di atas. Apakah boleh saya meminta contact person pak Bambang?
boleh minta cp nya pak bambang?