Kunjungan industri merupakan program kerja dari mahasiswa himpunan teknologi hasil hutan (FORESTECH), Fakultas Kehutanan UGM yang rutin diadakan setiap tahunnya untuk menambah wawasan bagi mahasiswa mengenai industri-industri hasil hutan baik hulu maupun hilir untuk memantapkan pemahaman materi di kelas sekaligus sebagai sarana untuk mengenal dunia kerja. Kunjungan ini berlangsung selama 5 hari dimulai pada tanggal 22 Januari dan berakhir pada tanggal 26 Januari 2018 dengan jumlah mahasiswa 30 orang dan dosen pembimbing 2 orang. Industri yang dikunjungi meliputi industri hasil hutan kayu dan non kayu.
Perjalanan dimulai pada tanggal 22 Januari 2018 menuju Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang dengan estimasi waktu perjalanan 6-7 jam. Setibanya di pabrik, kami ditempatkan dalam sebuah ruangan diskusi dan didalamnya disampaikan materi mengenai serba-serbi pabrik mulai dari alasan pendirian pabrik, struktur organisasi, permasalahan yang dihadapi, proses produksi, dsb. Berikut sekilas mengenai materi yang disampaikan dalam diskusi tersebut :
Pabrik Derivat Gondorukem dan Terpentin didirikan di daerah Pemalang dengan alasan kemudahan akses jalan kontainer, berdekatan dengan pelabuhan, kemudahan akses bahan baku dan penunjang, kepadatan penduduk yang rendah, dan ketersediaan utilitas. Permasalahan awal yang dihadapi oleh pabrik adalah mengenai pasokan bahan baku getah dengan target 24.500 ton/tahun namun baru dapat terpenuhi sekitar 5.000 ton/tahun. Untuk kapasitas produksi dari hasil pengolahan getah berupa gondorukem sejumlah 17.100 ton/ha dan terpentin sejumlah 3.400 ton/ha. Dalam operasional nya, pabrik ini dibawahi oleh 3 manager yakni Production manager, R&D Manager, dan General & Adminstration Manager.
Pabrik ini terdiri dari 4 plan/unit pengolahan dimana setiap plan mengolah bahan baku yang berbeda-beda dan nantinya akan menghasilkan produk yang berbeda pula. Pada pabrik 1 atau plan 1 bahan baku berupa getah pinus, plan 2 berupa terpentin, plan 3 berupa gum rosin/gondorukem, dan plan 4 berupa α-Pinene. Untuk proses produksinya, pada pabrik 1 dilakukan proses melting atau pelelehan getah pinus dengan bantuan panas kemudian dilanjutkan dengan proses scrubbing dan pemasakan menghasilkan gum resin (gondorukem) dan terpentin. Kemudian pada pabrik 2 dengan bahan baku terpentin hasil pengolahan dari plan 1 dilakukan proses distilasi menghasilkan α-Pinene, β-Pinene, β-Limonen, β-Carene. Proses distilasi ini berlangsung dengan menerapkan prinsip perbedaan titik didih. Pada pabrik 3 dengan bahan baku gondorukem diolah lebih lanjut melalui proses reaksi esterifikasi kemudian flacking menghasilkan Glycerol dan Rosin Ester. Dan di pabrik 4 dengan bahan baku berupa α-Pinene yang merupakan salah satu hasil dari pengolahan terpentin diproses lebih lanjut dengan reaksi hidrasi kemudian filtrasi terpin hidrat serta reaksi dehidrasi dan distilasi menghasilkan α-terpineol dan cineol.
Setelah dilakukan proses diskusi, kami diajak untuk berkeliling pabrik melihat setiap plan atau unit pengolahan, gudang untuk menyimpan bahan baku, serta produk-produk olahan getah berupa gondorukem yang telah dimasukkan ke dalam drum-drum dan dipilah berdasarkan kualitasnya. Pada saat kunjungan, pabrik dalam kondisi tidak berproduksi sehingga kami hanya melihat sekaligus diberi penjelasan lebih lanjut oleh petugas terkait.