PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia
Kunjungan ketiga dilakukan di PT. Yamaha Music Manufacturing Indonesia. PT. YMMI merupakan salah satu perusahaan pembuat alat musik berbahan dasar kayu yang didirikan pada Februari 1998 dan merupakan salah satu perusahaan yang menyuplai gitar dengan harga yang ekonomis, tetapi memiliki kualitas yang tinggi. Dalam setaun, PT. YMMI dapat memproduksi 800.000 unit gitar.
PT.YMMI memiliki bebrapa aktivitas yang merupakan cirri khas dari perusahaan tersebut. Aktivitas yang ada di PT. YMMI, antara lain, 5S Activity yaitu seiri, seiton, seiso, seiketsu, shitsuke yang dalam bahasa Indonesia berarti ringkas, rapih, resik, rajin dan rawat. Kelima aktivitas tersebut bertujuan untuk mencegah pemborosan dan bekerja secara lebih efektif. Yamaha Productive Management di tekankan untuk mengefektifkan bahan baku kayu dan meminimalkan limbah kayu yang dihasilkan. Kaizen yang merupakan perbaikan atau usulan (inovasi) dari karyawan, training dan Skill Up serta aktivitas yang lain.
PT YMMI selau berusaha untuk mengembangkan kemampuan pekerja dengan training dan testing. Ada program testing multi kemampuan dimana beberapa orang dilatih dan dites untuk bisa bekerja di setiap proses pembuatan. Selain itu PT. YMMI menerapkan prinsip tentang quality, environment, healt and safety.
Bahan baku kayu yang digunkan untuk membuat gitar berasal dari Indonesia (lokal) dan dari luar negeri (import). Kayu dari Indonesia yang digunakan antara lain Nyatoh, Sonokeling, Mahoni, Pinus, Jabon Merah dan plywood. Sedangkan kayu import yang digunakan adalah kayu alder, maple dan cyprus.
Pusat Perlebahan Nasional
Pusat Perlebahan Nasional (Pusbahnas) merupakan suatu bagian dari Perum Perhutani yang memproduksi madu. dari areal pengolahan di kebun perlebahan Parung Panjang Bogor, Regaloh, dan lokasi lainnya di hutan Jawa Tengah. Produksi madu ditujukan untuk konsumen langsung, maupun untuk industri dan sebagian lainnya diolah menjadi air minum madu dalam kemasan.
Lebah yang diternakan antara lain Apis cerana dan Apis mellifera. Sistem ternak lebah yang diterapkan Perhutani adalah sistem tidak menetap (berpindah). Lebah digembalakan secara berpindah-pindah mengikuti musim pembungaan tanaman. Jenis tanaman yan biasa digunakan sebagai pakan lebah adalah kelengkeng, multiflora, dan bunga liar. Pemindahan lebah dilakukan pada malam hari.
Keunutngan pembudidayaan lebah madu antara lain, hasil perlebahan berupa madu, pollen, dan royal jelly, merupakan bahan makanan bernilai gizi tinggi dan ekonomi tinggi. Hasil perlebahan lainnya berupa propolis dan lilin merupakan bahan kosmetik yang bernilai ekonomi tinggi. Lalu, lebah madu adalah jenis serangga yang membantu penyerbukan tanaman yang dapat meningkat hasil pertanian.
Produk yang dihasilkan, selain madu dalam kemasan ada juga sabun baik acair maupun sabun batangan. Untuk madu dalam kemasan pun, memiliki banyak varian rasa, diantaranya kelengkeng, multiflora, dan bunga liar.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper yang berlokasi di Jl. Raya Serpong No. 8 merupakan industri yang didatangi pada Kunjungan Industri 2015 sebelum berkunjung ke Sumatera. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan kertas warna. PT. Indah Kiat Pulp & Paper didirikan oleh Mr. Soetopa Jananto pada tahun 1976. Lalu pada tahun 1986 menjadi Sinarmas Acquiret. Kemudian di tahun 1998 mulai memproduksi kertas berwarna. Pada tahun 2008 secara keseluruhan kegiatan produksi 100% difokuskan pada pembuatan kertas warna dan sudah tidak memproduksi kertas putih lagi.
Produk yang dihasilkan PT. Indah Kiat & Pulp berupa Sinar Tech, Sinar Spectra, Sinarcolour, Paperline, Amplop, Loose Leaf, Cube Memo, Twisted Memo, dan Kokoro. PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki 3 pabrik, yang berlokasi di Sumatera (1 pabrik) dan Jawa (2 pabrik), yaitu di Serang dan Tangerang. Pabrik yang berlokasi di Sumatera memproduksi kertas. PT. Indah Kiat Pulp & Paper juga memiliki hutan buatan berlokasi di Sumatera yang digunakan sebagai sumber bahan baku produksi pulp dan paper. PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki 1.200 karyawan.
PT. Indah Kiat Pulp & Paper memiliki Sertiifikat ISO dan beberapa sertifikasi dari beberapa instansi yang bergerak dibidangnya. Sertifikat yang telah didapat oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. adalah:
1. ISO 14001 tentang Sistem Manajemen Lingkungan
2. ISO9001 tentang Standard Manejemen Mutu (Kualitas)
3. ISO18001 (OHSAS) tentang Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
4. Halal Certification
5. ISO 26000 tentang Social Responsibility
6. ISO50001 tentang Sistem Manajemen Energi
7. CoC- PEFC tentang Lacak Balak
Taman Nasional WayKambas
Pada kegiatan Kunjungan Industri 2015 dengan tema Eco- Industrial Visit, salah satu tempat yang dikunjungi ialah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. Tujuan kami mengunjungi Taman Nasional Was Kambas yang terkenal dengan pusat konservasi gajah adalah untuk melihat kawasan konservasi disana. Selain itu, rekan-rekan rimbawan yang mengikuti acara Eco- Industrial Visit diharapkan dapat mengungkap potensi hasil hutan bukan kayu di Taman Nasional Way Kambas.
Taman Nasional Way Kambas memiliki mitra LSM NGO yang mana dapat membantu dalam perkembangan dan pengelolaan Taman Nasional Way Kambas diantaranya LSM KEHATI (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia) , YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam) , TFCA (Tropical Forest Conservastion Action Sumatera). Desa yang berdekatan dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ini sedang berkembang menjadi kawasan ekowisata berbasis desa melalui pendampingan dari LSM YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam) , mitra program KEHATI, dan TFCA.
Eco- Industrial Visit menjadi wadah bagi teman-teman rimbawan bulaksumur untuk mendapatkan informasi mengenai bidang dunia kehutanan. Perjalanan yang ditempuh selama satu minggu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Hutan. Tidak hanya kunjungan pabrik industri, seorang rimbawan sejatinya wajib mengetahui pengetahuan-pengetahuan tentang dunia kerja di bidang kehutanan seperti bidang pengelolaan dan kawasan konservasi.
Selama satu hari (27 Agustus 2015), peserta Eco- Industrial Visit melakukan perjalanan ke Taman Nasional Way Kambas. Hutan konservasi seluas lebih dari 125.000 hektare ini memiliki jumlah ekosistem yang besar mulai dari hutan mangrove, rawa, dataran rendah, hingga hutan tanah kering. Di dalamnya juga tersimpan banyak potensi flora dan fauna. Salah satunya adalah Pusat Konservasi Gajah yang menjadi satu-satunya tempat konservasi gajah di Sumatera dan ada juga pengembangan suaka rhino sumatera di Taman Nasional Way Kambas merupakan penangkaran Badak Sumatera.
Ekowisata desa merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat terlibat dalam proses konservasi. Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) berkonsentrasi membangun masyarakat untuk dapat ikut merasakan manfaat adanya taman nasional yang berbatasan langsung dengan desa mereka. Pengembangan ekowisata dapat mendorong kontribusi masyarakat untuk sama- sama menjaga kelestarian taman nasional.